Nasionalisme Orang Desa


abula45_curhat.gifMenjelang 17 Agustus, memperingati kemerdekaan Indonesia. Bagi masayarakat Desa Ciburial merupakan sebuah perhelatan akbar yang bukan biasa-biasa saja. Semuanya pada sibuk berpartisipasi dalam rangka mempersiapkan seremoni Agustusan dari semenjak jauh-jauh hari. Meskipun tanpa upah. Bahkan, seringkali harus nombok. Tapi tidak pernah ada cerita mengeluh. Senyum, senang, dan gembira, memestakan negara (meskipun banyak orang yang meledek bangsa ini). Mereka berpikir, oleh siapa lagi bangsa ini dicintai, disayangi, dan dipelihara, kalau bukan oleh warganya sendiri.

Gapura-gapura didirikan, rumah-rumah dicat, halaman rumah dibersihkan. Bersih, rapi, nyaman, begitu indah. Berbagai lomba diselenggarakan. Begitu juga pertunjukan kesenian rakyat dipersiapkan. Semua merasa mempunyai kewajiban untuk memperlihatkan kecintaan terhadap tanah air, meskipun dengan cara yang sederhana. Menampilkan kemampuan dan kreativitas, demi memeriahkan pesta negara, sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Tidak pernah ada cerita yang mengeluh, meskipun untuk hal itu mereka tidak pergi ke sawah, ke kebun, tidak berdagang, malah sampai habis uang sendiri. Ini bukan berarti banyak uang, bukan karena kaya raya, bukan karena serba ada. Ini mereka lakukan dengan tulus demi turut serta menunjukkan rasa cinta terhadap negara, meskipun untuk ukuran kota hanya ala kadarna. Tidak ada parade band yang bintang tamunya band tersohor. Tidak ada lomba yang hadiahnya jutaan. Tidak ada sokongan dana dari pengusaha. Tidak ada sponsor dari produk komersil tertentu. Tapi anehnya perhelatan senderhana itu begitu asyik untuk dinikmati. Hadiah setiap lomba hanya barang-barang senilai puluhan ribu rupiah. Tetapi begitu menyentuh hati, begitu kena, makna seremoninya. Bangga, gembira, sedih, bergulung dalam satu rasa yang begitu sulit untuk digambarkan.

Dirgahayu Indonesiaku.

15 Tanggapan to “Nasionalisme Orang Desa”


  1. 2 Septa 10 Agustus 2009 pukul 01:45

    Merdeka !! tak perlu acara yang “wah” yang membutuhkan dana banyak kang, yang penting acara tersebut mempunyai makna yang jelas, maka saya kira acaranya akan meriah dan mantap kang… he he πŸ˜€

    Salam

  2. 3 Septa 10 Agustus 2009 pukul 01:48

    Nitip acara panjat pinangnya harus ada ya kang… πŸ˜€

  3. 4 guskar 10 Agustus 2009 pukul 08:00

    salah satu ceremony yg selalu menyentuh hati saya ketika tirakatan malam 17-nya. di halaman yg cukup luas, kami melakukan kenduri mendoakan kesejahteraan bangsa indonesia, kemudian disambung dengan wejangan sesepuh desa yg dulu ikut berjuang (veteran) mempertahankan kemerdekaan.

  4. 5 ~noe~ 10 Agustus 2009 pukul 10:51

    itulah yang kadang bikin iri. mereka yang hidupnya pas-pasan bisa meluangkan waktunya demi sesuatu yang abstrak. kemerdekaan. kemerdekaan dari apa?
    namun di sisi lain, kita yang berkecukupan merasa tidak berkepentingan dengan kegiatan yang tidak produktif ini dengan mewakilkan orang bayaran untuk kerja bakti atau cukup dengan menyumbang segepok uang demi pengakuan sosial.
    tapi secara umum, masyarakat masih bergerak sendiri, swadaya sendiri dalam merayakan kemerdekaan ini. salut untuk mereka dan semoga kemerdekaan yang sejati benar-benar mampir kepada mereka…

  5. 6 phiy 10 Agustus 2009 pukul 11:34

    biasanya di desa orang2nya lebih semangat dan kreatif kalo udah jelang hari kemerdekaan. Rasa persatuannya juga lebih keliatan πŸ™‚

  6. 7 abifasya 10 Agustus 2009 pukul 12:16

    MERDEKA !!!!
    MERDEKA !!!!
    MERDEKA !!!!
    Bila ad teriakan bgitu di Bogor bisa di jawab dengan :
    1. Ya…. Merdeka Mas/om/pak
    2. Bukan Mas Jembatan Merah….., Lho kok jembatan merah?(karena sebelum sampai ke Merdeka melewati jembatan merah dulu)…. ah eta mah jalur angkot atuh.

  7. 10 KangBoed 10 Agustus 2009 pukul 17:23

    Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk sahabatku chayank

    I love U Vuuuuuuullllll

  8. 11 Pakde Cholik 10 Agustus 2009 pukul 19:06

    Nuansa seperti itu juga terjadi didesa ya kang. Kami urunan untuk mengadakan acara lomba, hiburan dan lain-lain. Malam minggu nanti akann diadakan pengajian.

    Hidup di desa lebih guyup,rukun dan gampang mengenal satu sama lain.
    Salam hangat dari Surabaya.

  9. 12 diazhandsome 10 Agustus 2009 pukul 21:31

    yang jelas masih ada rasa nasionalisme-nyaa… iya kan?

  10. 14 andipeace 12 Agustus 2009 pukul 19:24

    respect buat judulnya….
    emang sebenarnya warga desa sifat nasionalismenya tinggi…

    salam peace from sidoarjo city person

  11. 15 Ade Bayu 21 Agustus 2009 pukul 23:11

    Keikhlasan..
    Itulah yang membuat asyik dinikmati dan terasa berkesan…


Tinggalkan Balasan ke diazhandsome Batalkan balasan




SALAM

decib!
Semoga isinya bermanfaat bagi siapa saja yang berkunjung, dan memanfaatkan isinya.

KATEROGI POST

ARSIP POST

Share

Add to netvibes Subscribe in Bloglines
Add Abula45 | Pusat Informasi Digital to ODEO
Subscribe in podnova
I heart FeedBurner

Komunitas Blog

TopOfBlogs Technology
Bloggerian Top Hits DigNow.net
Indonesian Muslim Blogger
Yuk.Ngeblog.web.id

Statistik

  • 171.035 hits sejak 29 Nov. 2008

Flickr Photos